Review Drama Kokoro no Kizu: The Importance of Mental Health Care for Earthquake Victims

Poster Kokoro no Kizu

Pernah tidak terpikirkan soal kondisi mental seseorang yang mengalami kejadian bencana alam? Bagaimana mereka dihadapkan dengan situasi yang tidak terpikirkan akan dialami oleh mereka, bagaimana mereka berusaha untuk mencoba bangkit kembali, bagaimana mereka mau tidak mau harus merelakan orang terkasihnya pergi ke surga terlebih dahulu dan bagaimana mereka tiap saatnya dihantui oleh bayang-bayang kejadian yang menimpa mereka. Semua itu terangkum dalam drama Kokoro no Kizu o Iyasu to Iu Koto/What It Means to Heal a Mental Trauma. 

Ahn sensei and earthquake victim

Kokoro no Kizu merupakan drama berdasarkan novel nonfiksi dengan judul yang sama karangan Katsumasa Ahn. Bisa dibilang ini adalah autobiografi dari Katsumasa Ahn. Drama ini menceritakan karakter Ahn Kazutaka (Tasuku Emoto) yang merupakan seorang psikiatri muda, Zainichi Korean atau penduduk Jepang yang berlatar belakang etnis Korea. 

Young Ahn sensei

Dalam drama ini dikisahkan hidup Ahn sensei sedari masih sekolah dasar, bagaimana pertama kali dia mengetahui bahwa keluarga nya adalah zainichi, bagaimana akhirnya Ahn sensei memilih psikiatri, bagaimana Ahn sensei bertemu dengan istrinya yaitu Shuko (Machiko Ono) yang juga Zainichi Korean,  bagaimana Ahn sensei mengahadapi gempa di Kobe pada bulan Januari 1995 (The Great Hanshin Earthquake), hingga akhirnya Ahn sensei menghembuskan nafas terakhirnya. Kita akan melihat itu semua dalam total 4 episode Kokoro no Kizu. Terlebih saat gempa terjadi yang mana Ahn sensei berusaha mendampingi korban gempa. 

Ahn sensei

Banyak hal yang saya pelajari dari Kokoro no Kizu terutama mengenai kesehatan mental korban bencana alam. Bahwa pemeriksaan kesehatan mental itu penting bagi korban dan trauma akibat bencana alam itu nyata adanya tanpa memandang usia ataupun lamanya setelah kejadian tersebut. Ada satu scene dengan latar waktu hampir 2 tahun setelah gempa terjadi tetapi salah satu korban ini masih belum bisa rela kehilangan sampai berpikir ingin bunuh diri. Scene tersebut benar-benar menyentuh dan membuat saya sadar pentingnya mental care. 

Real picture of victim

Adapula beberapa adegan yang cukup 'menampar' saya contohnya ketika Ahn sensei ingin bertanya ke salah satu korban gempa yang sedang duduk, beliau menolak berbicara karena mengira Ahn sensei adalah reporter. Beliau kewalahan dengan pertanyaan-pertanyaan reporter. Hal ini jarang kira sadari bahwa mereka masih beduka tetapi sudah dicekoki pertanyaan yang membuat mereka mengingat kejadian gempa tersebut. Lalu ada lagi scene seseorang yang sudah cukup berumur menangis kencang sambil sujud memegang sepatu anaknya yang masih kecil. Namun kesedihan itu bagi seorang wartawan adalah 'konten'. Wartawan tersebut langsung lari mendekat dan mengambil foto orang tua tersebut dalam jarak dekat dan meminta untuk memperlihatkan sepatu anaknya seperti tidak ada rasa kasihannya. Dan masih banyak lagi scene yang memperlihatkan bahwa masih banyak orang yang tidak memperhatikan kesehatan mental korban bencana alam. 

Kobe earthquake

Bicara dari segi teknis, perlu diperhatikan bahwa drama ini termasuk drama slow-paced tapi saya sendiri tidak merasa bosan ataupun mengantuk saat menonton yang ada malah nangis mulu lol jadi jika yang tidak terlalu suka dengan tipe drama seperti itu saya bisa yakin bahwa anda tidak bosan menonton. Sinematografinya sangat oke sekali, keadaan saat dipengungsian terasa real sekali. Ada pula foto-foto maupun rekaman kejadian asli bahkan ada pula anak-anak dari Ahn sensei yang sebenarnya yang muncul sebagai cameo

Kokoro no Kizu

Jujur saya tidak menemukan kekurangan dari drama ini karena justru banyak belajar dari kisah Ahn Sensei. Banyak sekali dialog-dialog yang mengena ke diri saya. Saya sangat merekomendasikan Kokoro no Kizu sebagai drama wajib kalian tonton di tahun 2020 ini. 

See ya! 

Credit pictures: screen capture from the drama 


Komentar